Rancangan Sintesis Aspirin Dan Asam Sinamat
Rancangan
Sintesis Aspirin Dan Asam Sinamat
1. Sintesis
aspirin
Aspirin
atau yang biasa disebut Asam asetilsalisilat merupakan salah satu jenis obat
analgesik yang berfungsi sebagai pereda rasa sakit atau nyeri. Aspirin itu
sendiri mempunyai bahan aktif yang disebut sebagai Asam salisilat. Asetil yang
merupakan turunan sintetis dari senyawa Salisin. Asam Asetilsalisilat (Aspirin)
sering dijadikan sebagai bahan baku dan bahan-bahan pendukung dalam industri
kimia. Asam Asetilsalisilat ini dibuat dari reaksi Asam salisilat dan Asetat
anhidrida dengan metode sitesis penambahan kalsium oksida.
Proses
pembuatan Asam asetilsalisilat yang digunakan adalah metode baru dimana untuk mensintesis
asam asetilsalisilat (aspirin) yang terdiri dari beberapa jenis pencampuran asetat
anhidrat dan asam salisilat, dalam perbandingan stoikiometri yang tepat, dan
kalsium oksida atau zinc oxide. Sehingga ddiperoleh hasil campuran asam asetil salilisat
dan kalsium oxide atau zinc oxide dengan kandungan maksimum 2% asam salisilat
bebas.
Berikut
ini beberapa cara atau metode yang ditemukan oleh beberapa tokoh :
a.
Sintesa Aspirin menurut Kolbe
Pembuatan
asam salisilat dilakukan dengan Sintesis Kolbe, Metode ini ditemukan oleh ahli
kimia Jerman yang bernama Hermann Kolbe. Pada sintesis ini, sodium phenoxide
dipanaskan bersama karbondioksida (CO2) pada tekanan tinggi, lalu ditambahkan
asam untuk menghasilkan asam salisilat. Asam salisilat yang dihasilkan kemudian
di reaksikan dengan asetat anhidrida dengan bantuan asam sulfat sehingga dihasilkan
asam asetilsalisilat dan asam asetat.
b.
Sintesa Aspirin Setelah Modifikasi Sintesa Kolbe oleh Schmitt
Larutan
sodium phenoxide masuk ke dalam revolving heated ball mill yang memiliki
tekanan vakum dan panas (130˚C). Sehingga sodium phenoxide ini dapat berubah
menjadi serbuk halus yang kering, kemudian dikontakkan dengan CO2 pada tekanan
700 kPa dan temperatur 100˚C sehingga dari proses yang sedemikian tadi terbentuklah sodium salisilat. Sodium
salisilat dilarutkan keluar dari mill lalu dihilangkan warnanya dengan
menggunakan karbon aktif. Kemudian ditambahkan asam sulfat untuk mengendapkan
asam salisilat, asam salisilat dimurnikan dengan sublimasi.
Kemudian
setelah metode tersebut, timbul metode baru dimana metode ini digunakan untuk
sintesis asam asetilsalisilat (aspirin), metode ini ditemukan oleh ahli kimia
yang bernama Erlinda Handal-Vega, Andre Patrick Denis Loupy, Jorge Manuel
Collazo Garcia, penelitian ini telah dipatenkan pada 21 agusus 2001. Pada penemuan
ini menyediakan suatu metode untuk sintesis asam asetilsalisilat yang dengan
mereaksikan asetat anhidrat dan asam salisilat dalam pembandingan stoikiometri,
bersama dengan kalsium oksida sebagi zat pendukung dan penetralisir asam. saat
CaO digunakan yield dari asam asetilsalisilat tidak kurang dari 98-99% (2%
maksimum kadar asam salisilat bebas) dan diperoleh kalsium asetat. rekasinya
cepat, eksotermis, one-pot, dan tidak mencemari.
Selain metode-metode yang telah dijelaskan tadi, juga
terdapat metode yang digunakan untuk sintesis aspirin, metodenya yaitu metode kristalisasi. Pada percobaan
menggunakan metode ini, terjadinya suatu reaksi antara asam
salisilat dengan anhidrida asetat yang dibantu dengan katalis asam berupa asam
sulfat pekat, sehingga diperoleh kristal aspirin berwarna putih. Proses
kristalisasi yang dilakukan dengan menghasilkan rendemen kristal aspirin
sebesar 63,235% dengan perolehan massa konstan rata-rata kristal sebesar
3,15895 gram. Kristal aspirin yang diperoleh duji dengan larutan FeCl3
dan
menguji titik lelehya. Hasil yang diperoleh yaitu kristal berwarnaa ungu tua
yang menunjukkan bahwa masih ada kandungan asam salisilat didalam kristal
dengan titik leleh 143 °C.
2. Sintesis
asam sinamat
Sinamat
merupakan senyawa yang berasal dari produk yang bisa digunakan sebagai bahan
pengawet, pewangi dalam makanan, sabun dan lain sebagainya. Sehingga dari
fungsinya tersebut dapat diketahui bahwa sinamat ini dapat diperoleh dari
adanya isolasi dari kayu manis. menunjukkan bahwa masih ada kandungan asam salisilat didalam
kristal dengan titik leleh 143 °C. minyak kayu manis ini memiliki efek yang
antiseptik terhadap mikroorganisme. Sehingga diketahui kandungan utama yang
dimiliki oleh minyak kayu manis ini adalah sinamaldehiid yang jika teroksidasi
maka hal ini yang menyebabkan terbentuk asam sinamat.
Kemudian untuk memperoleh asam
sinamat maka dilkukan suatu penelitian dimana penelitian ini dilakukan pada
tahun 2005 oleh Kanghear. Pada penelitian yang dilakukan diperoleh randemen yang
sedikit dari asam sinamat yaitu sekitar 2,2% sehingga untuk memperoleh
randemennya dapat dilakukan dengan cara sintesis. Sintesis asam sinamat dapat
dilakukan melalui suatu reaksi kondensasi Knoevenagel dan reaksi Perkin. Dalam
sintesisnya reaksi kondensasi knoevenagel biasanya lebih sering digunakan
dibandingkan dengan reaksi perkin sebab pada reaksi kondensasi knoevenagel
jumlah senyawa yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan
reasi perkin.
Dengan menggunakan reaksi kondensasi
knoevenagel, sintesis asam sinamat dapat dilakukan dengan cara mereaksikan asam
malonat yang mana asam malonat ini merupakan suatu senyawa yang mempunyai
hydrogen alfa dan benzaldehida yang merupakan senyawa dari golongan aldehida.
Berikut merupakan reaksi umum dari sintesis asam sinamat
Dalam proses ini, katalis yang digunakan adalah dietilamina. Dietilamina akan mengabstraksi suatu proton ± dari asam malonat sehingga dihasilkan karbanion asam malonat. Karbanion asam malonat ini bersifat lebih reaktif. Sehingga diperolehlah senyawa hasil sintesis. Senyawa hasil sintesis yang diperoleh kemudian dilakukan rekristalisasi dengan menggunakan air panas. Dari hasil rekristalisasi didapatkan rendemen senyawa hasil sintesis sebesar 4,68%. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa Jumlah rendemen sebesar 4,68% ini lebih besar dibanding hasil rendemen asam sinamat yang diperoleh dari isolasi kulit kayu manis sebesar 2,2%.
Permasalahan :
1. Jelaskan
alasan digunakannya katalis dietilamina ?
2. Mengapa proses rekristalisasi harus menggunakan air panas?
3. Mengapa metode kristalisasi dapat digunakan dalam sintesis aspirin ?
Link youtube : https://youtu.be/GiAjj6Yf1nU
Baiklah saya Lenny Friskha Tamba (A1C119035), izin menjawab permasalahan no.3
BalasHapusKarena Kristalisasi merupakan suatu proses pembentukan partikel-partikel padat dari suatu pengendapan larutan dalam fase homogen. Kristalisasi dapat terjadi karena kelarutan berkurang ketika suhu diturunkan.
baiklah terimakasih leni telah menjawab pertanyaan saya. Namun disini saya akan menyanggah jawaban yang telah diberikan. Lalu apa saja yang dapat mempengaruhi metode tersebut dan apa saja yang mempengaruhi pembentukan kristal?
HapusBaiklah saya akan mencoba menjawab sanggahan dari saudari marwina, Beberapa faktor yang mempengaruhi kristalisasi adalah kecepatan pendinginan, suhu pendinginan, dan kondisi lewat jenuh system. Kemudian terdapat dua faktor yang mempengaruhi pembentukan Kristal yaitu laju pembentukan inti dan laju pertumbuhan kristal. Laju pembentukan inti dinyatakan dengan jumlah inti yang terbentuk dalam suatu waktu. Jika laju pembentukan inti kristal tinggi, maka akan terbentuk banyak kristal. Tetapi, yang tidak menjadi kristal akan terbentuk partikel koloid. Faktor lain yang mempengaruhi ukuran kristal yang terbentuk selama pengendapan berlangsung. Jika laju pertumbuhan kristal tinggi, maka kristal yang besar akan terbentuk.
HapusBaiklah, saya Soni Fitri Br Nababan A1C119097, akan menjawab pertanyaan no 1 dari saudari Marwina
BalasHapusAlasan digunakannya katalis dietilamina adalah untuk mempercepat reaksi yang terjadi. Katalis ini nanti akan mengabstraksi suatu proton dari asam malonat sehingga dihasilkan karbanion asam malonat, karbanion asam malonat ini mmpunyai bersifat lebih reaktif.
baik terimakasih soni atas jawabannya. Namun disini saya ingin menyanggah atas jawaban ynag telah diberikan Lalu bagaimana dengan karbanion asam malonat, mengapa anda dapat mengatakan bahwa , karbanion asam malonat mempunyai sifat yang lebih reaktif?
HapusBaiklah, saya Soni Fitri Br Nababan A1C119097, akan mencoba menjawab sanggahan wina
HapusHal yang menyebabkan karbanion asam malonat ini bersifat lebih reaktif dikarenakan adanya kelebihan pasangan elektron pada atom karbon alfa. Adanya kelebihan elektron ini akan membuatnya mudah bereaksi dengan atom karbon karbonil dari benzaldehida sehingga dihasilkan senyawa hidroksi beta karbonil asam.
Baiklah saya Desi Anis Satriani dengan NIM A1C119014 akan mencoba menjawab pertanyaan no. 2
BalasHapusHal ini dilakukan karena senyawa hasil sintesis tidak larut dapat dalam air dingin tetapi larut dalam air panas maka dari itu digunakan air panas, sehingga ketika larutan senyawa hasil sintesis didinginkan maka senyawa hasil sintesis akan mengkristal. Dari hasil rekristalisasi didapatkan rendemen senyawa hasil sintesis sebesar 4,68%.
baiklah terimakasih desi atas jawabannya, namun disini saya akan menyanggah jwaban yang telah diberikan. Apa yang menyebabkan randemen dari hasil rekristalisasi sintesis lebih besar dibandingkan dengan rendemen kayu manis?
HapusBaiklah saya akan menjawabnya. jadi hal yang menyebabkan jumlah dari rendemen dari kedua proses tersebut adalah pada proses sintesisnya. Pada penelitian untuk mendapatkan rendemen pada kayu manis tadi didapatkan 2,2%. Sedikitnya hasil rendemen yang didapatkan ini karena dalam prosesnya tidak dilakukan cara sintesis maka untuk mendapatkan rendemen yang banyak diperlukan cara sintesis.
Hapus